Selasa, 10 Februari 2015

0 makalah dakwah rasulullah periode madinah

Date: Selasa, 10 Februari 2015 05.04
Category:
Author: Unknown
Share:
Responds: 0 Comment

 






Anggota Kelompok :
Ø Arofi Dwi Andriansyah   (08)
Ø Dwi iqbal Julianto           (11)
Ø Lutfan andianto                      (20)
Ø Syaifudin                           (36)



DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK NEGERI WINONGAN
Kampus 1 : JL Raya Mendalan Winongan Kab. Pasuruan Telp. (0343) 443542
Kampus 2 : JL Raya Bandaran Winongan Kab. Pasuruan Telp. (0343) 443542
Email : admin@smkwinongan.sch.id
Website : www. smkwinongan.sch.id














A. SEJARAH HIJRAH RASULULLAH SAW DARI MEKAH KE MADINAH
            Peristiwa hijrah rasulullah merupakan salah satu bagian dari rentetan sejarah dakwah rasul saw. Sejak rasulullah diangkat menjadi Nabi dan rasul pada usia yang ke-40 tahun nabi melakukan dakwah islam ke berbagai kalangan. Halangan dan rintanganpun datang silih berganti, termasuk kesedihan dan kegembiraan yang silih berganti.
Sepeninggal istri dan pamannya ditahun ‘amul huzn, rasulullah merasa sangat sedih karena kehilangan orang yg sangat dicintainya dan merupakan orang penting dalam perjuangan beliau.
           
Pucuk pimpinan bani hasym dipegang oleh abu lahab, perubahan ini membuat pengaruh yg sangat besar terhadap kelangsungan dakwah rasulullah saw. Karena kaum quraisy memanfaatkan keadaan ini dalam rangka memusuhi Nabi Saw, karena sebelum dipegang oleh abu lahab kepemimpinan Bani Hasym dipegang oleh Abu Thalib yang sangat membantu perjuangan Nabi Saw sedangkan Abu Lahab sangat memusuhi Nabi Saw.
Nabi Saw selalu diganggu oleh kaum quraisy, bahkan selalu diteror, dan selalu direncanakan atas pembunuhan Nabi Saw.Nabi Saw pun mencari perlindungan ke Thaif, akan tetapi di tolak oleh kaum thoif, dan Nabipun mendapat perlindungan dari Muth’im. Sehingga Nabi saw dapat melanjutkan dakwahnya ke suku lain seperti : Badui, Aus, Khazraj dan Madinah.
Saking banyaknya gangguan dan ancaman dari kafir Mekkah, maka nabipun berencana Hijrah ke Madinah dan pada suatu malam dengan di barengi Abu Bakar Nabi berangkat ke Medinah dengan terlebih dahulu tinggal di Gua Tsur. Dan para sahabatpun mengikutinya setelah beliau berangkat.

Setelah rasulullah tiba di madinah di sambut para sahabat, baik dari golongan ansor yang merindukan seorang pemimpin yang jujur dan adil, maupun dari golongan muhajirin yang terlebih dahulu hijrah ke tempat itu atas izin rasulullah s.a.w sendiri.

Rasulullah s.a.w menata persatuan umat islam  dengan mempersaudarakan dan mempersatukan setiap orang dari golongan muhajirin menjadi saudaranya setiap orang dari golongan ansor. Seperti abu bakar sidiq dari kaum muhajirin di persaudarakan dengan khadijah bin zuhair dari kaum ansor, ja’far bin abi talib di persaudarakan dengan mu’adz bin jabal, umar bin khatab dengan itban bin malik al khazraj dan abdurrahman bin auf dengan sa’ad bin ar-robbi.

Terjalinnya persatuan dan persauadaraan yang kuat di kalangan muslimin, rasulullah s.a.w mengambil langkah-langkah berikutnya, seperti penataan bidang pemerintahan dan perekonomian masyarakat. Umat islam di anjurkan agar bekerja keras dan mencari nafkah. Kaum ansor penduduk asli madinah peduli dan perhatian terhadap kaum muhajirin. Terlihat ketika kaum ansor menyediakan keperluan hidup kaum muhajirin. Seperti :
1.      tempat tinggal / rumah untuk berteduh
2.      keperluan sandang & pangan sehari-hari
3.      lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah
4.      mencarikan & meminjamkan modal usaha bagi para wiraswasta
5.      membagi tanah & ladang untuk keperluan membangun rumah / bercocok tanam
6.      memberikan pelatihan cara-cara bercocok tanam
7.      membantu menyediakan bahan, baik untuk keperluan membangun rumah maupun pertanian & peternakan
8.      memberikan & mencarikan jodoh bagi yang belum berkeluarga

Terjadinya sikap persaudaraan & kesatuan umat islam dapat memudahkan terjadinya transaksi ekonomi antara satu dengan yang lainnya. 2 kelompok tersebut memiliki skill ekonomi berbeda. Kaum muhajirin mekkah mempunyai keahlian di bidang perdagangan & peternakan, sedangkan kaum ansor madinah mempunyai keahlian di bidang pertanian& perkebunan. Sehingga rasulullah memadukan 2 potensi ekonmi tersebut untuk membangkitkan ekonomi kaum muslimin pada waktu itu.
   
           


 Tingkat persaudaraan dan persatuan umat islam antara golongan muhajirin dan ansor telah terjalin sangat erat. Hati mereka terpaut menjadi satu oleh kaidah & keimanan yang tak dapat di pisahkan oleh suatu apapun. Saling “mencintai”, tolong- menolong & bantu- membantu dengan tulus & ikhlas.
Rasulullah s.a.w menganjurkan kaum muslimin tidak menjadi beban bagi yang lainnya. Kaum muhajirin yang terlalu lama menggantungkan pemberian kaum ansor. Mereka mengambil sikap dengan lapangan pekerjaan yang dipilihnya. Misal abdurrahman bin auf, usman bin affan & suhaib bin sinan memilih menjadi saudagar di pasar, abu bakar sidiq, umar bin kathab & sa’ad bin abi waqas memilih menjadi petani dan mu’adz bin jabal sebagai warga asli madinah mengajari mereka cara bercocok tanam. Rasulullah s.a.w memilih menjadi petani dengan membeli kebun milik para sahabat ansor.

            Ekonomi umat islam mulai bangkit dari berbagai sektor baik perdagangan, pertanian & jasa. Melihat perkembangan islam yang pesat di madinah, menimbulkan kaum kafir mekkah selalu melancarkan provokasi & hasutan, berusaha menghancurkan agama islam dan nabi membawanya  muhammad s.a.w.
            Sejarah perjuangan rasulullah s.a.w & para sahabat di madinah tercatat beberapa kali peperangan besar antara kaum muslimin dengan kaum kafir quraisy, kaum yahudi madinah di antaranya adalah :
a)      perang badar ( 17 ramadhan 2h / 3 januari 623M )
b)      perang uhud ( pertengahan sya’ban 3h / januari 625 M )
c)      perang kandhaq ( syawal 5h / maret 627 M )
d)      perang bani quraidzah



B.SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW DI MADINAH.

Di atas di kemukakan bahwa setibanya di Madinah, Rosulullah SAW segera mengambil langkah-langkah strategis untuk melakukan dakwah Islam di wilayah itu. Langkah-langkah strategis beliau ntara lain :
membenahi persatuan umat Islam
membenahi bidang politik dan pemerintahan
membenahi persatuan bangsa Madinah
membenahi sosial ekonomi umat Islam

Langkah-langkah itu menghantarkan dakwah Islam menjadi sukses, sehingga agama Islam sampai kepada kita, meskipun melalui proses waktu yang sangat lama. Kegigihan dan kejeniusan Roulullah SAW dan para sahabtnya sangat mendukung bagi9 keberhasilan dakwah Islam pada waktu itu. Betapa mereka harus berjuang secara total dengan segala harta dan jiwa raga, namun mereka tetap tabah dan tidak pernah menyerah. Sampai akhirnya agama Islam mendapat tempat di kalangan masyarakat luas, bahkan dapat melintasi berbagai benua.

Strategi dakwah Rosulullah SAW di Madinah mengacu pada satu fokus, yaitu menyebarluaskan syi’ar agama Islam ke berbagai penjuru dunia. Maka dakwah diarahkan kepada perluasan wilayah untuk penyebaran gama Islam. Sesungguhnya, kaum muslimin pada waktu itu, bukanlah prajurit perang, melainkan para mubaligh dan da’i yang di periuntah Allah dan Rosul-Nya untuk menyebarkan agama Islam di muka Bumi. Hanya saja, tidak sedikit diantara manusia yang menentang dan melawan seruan dakwah mereka. Sehingga mereka harus mempertahankan diri dan sekaligus memberikan pelajaran atas kesombongan dan kedzaliman yang mereka lakukan di muka bumi.

Dengan demikian, substansi dakwah rosulullah SAW selama periode Madinah adalah perluasan wilayah dakwah, bukan wilayah kekuasaan. Sebab Rosulullah SAW tidak diutus untuk menjadi penguasa atau raja, melainkan sebagai Nabi dan Rosul-Nya.



C. MENELADANI STRATEGI DAKWAH ROSULULLAH SAW DI MADINAH

Setelah kamu memahami strategi dakwah Rosulullah SAW periode madinah, hendaknya dapat meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari :
1.      Jadikan Rosulullah SAW sebagai idola dalam kehidupan kamu.
2.      Baca dan pahami sejarah dakwah Rosulullah SAW sejak mulai di utus sampai khir hayatnya
3.      anmkan keyakinan dalam hati bahwa meneladani akhlak dan strategi dakwah Rosulullah SAW adalah ibadah, sebab secara keseluruhan akhlak beliau adalah mulia.
4.      tanamkan keyakinan bahwa setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah, yaitu mengajak kepada bkebaikan dan meninggalkan keburukan.
5.      mulailah meneladani strategi dakwah Rosulullah SAW sekarang juga.


Artikel Terkait :



Posting Komentar